MERDEKA ADALAH
KETIKA HATI BEBAS DARI KETERGANTUNGAN
SELAIN ALLOH
KETIKA HATI BEBAS DARI KETERGANTUNGAN
SELAIN ALLOH
Tidak bisa disebut merdeka dengan hakikat merdeka ketika
kita masih bergantung atau menggantungkan diri kepada selain Alloh. Hanya
dengan menggantungkan diri kepada Alloh maka kita akan terbebas dari belenggu
kehidupan yang memenjarakan kita. Di situlah kita memahami makna kalimah tauhid
لا اله الا الله (Tiada tuhan selain Alloh).
Makna dan implikasi kalimah tauhid tersebut sangatlah
dakhsyat: tak ada yang dituju selain Alloh, tak ada yang dikehendaki kecuali
Alloh, tiada yang disembah selain Alloh, dan lain semacamnya. Ketika kalimat
thoyyibah itu dimaknai seperti itu serta kemudian kita menyesuaikan sikap dan
perilaku keseharian kita seperti itu, maka yakinlah bahwa kita berada dalam
pengaturan dan jaminan Alloh. Kita pasti terbebas dari kegelisahan dunia,
kegalauan dan kesedihan bendawi serta dari berbagai belenggu-belenggu lainnya.
Fudlail bin Iyadl berkata: "Ketika engkau sudah
bersihkan hatimu dari selain Alloh, maka semua yang engkau butuhkan akan
dihadirkan oleh Alloh."
Abul Hasan As-Syadzili berkata: "Jika engkau
mencintai Alloh, merasa kaya dengan memiliki Alloh dan tunduk pada hukum-hukum
Alloh, maka engkau tak lagi butuh kepada siapa-siapa, tapi engkau akan
dibutuhkan siapa saja."
Merdeka adalah ketika hati kita bebas, pikiran kita
bebas, perbuatan kita bebas dan semuanya serba bebas; bebas menentukan
segalanya dengan sikap bertanggungjawab kepada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala.
Ketika ketergantungan kepada Alloh tiada, sungguh kita akan terpenjara oleh
keinginan nafsu yang tak pernah menemukan akhir.
Wallhu A'lam.